New Glassware Shop in Series House Organizer Dining Chair < 1jt New Mug for You Must Have Baking Tools Bar Essentials Must Have Cooking Tools Dinnerware Set

Teknik Psikologi dalam Desain Menu untuk Tingkatkan Order Restoran, Ini Caranya

Blog thumbnail

Pernahkah Anda duduk di restoran, melihat menu, dan tanpa sadar memesan sesuatu yang sebenarnya tidak Anda niatkan sebelumnya? Nah, itu bukan kebetulan, lho.

Di balik tampilan menu yang terlihat biasa saja, ternyata beberapara faktor teknik psikologi dalam desain menu  yang diterapkan untuk mengarahkan keputusan tamu.

Teknik psikologi dalam desain menu ini dikenal sebagai bagian dari menu engineering restoran, dan bisa menjadi cara cerdas menaikkan profit tanpa harus menaikkan harga secara langsung.

Bagi pemilik atau pengelola restoran, memahami teknik psikologi dalam desain menu bukan hanya soal tampilan cantik atau daftar harga yang rapi. Hal ini menyangkut bagaimana menu bisa mengarahkan tamu memilih item dengan profit margin tertinggi hingga mendorong loyalitas pelanggan.

Dengan menyusun menu secara strategis, pemilik bisnis F&B bisa mengoptimalkan food cost dan meningkatkan pendapatan, tanpa menambah biaya operasional yang signifikan.

Yuk, kita bahas bagaimana strategi yang tepat bisa membantu Anda menjalankan bisnis kuliner dengan cerdas. Mungkin setelah membaca ini, Anda jadi ingin segera merombak desain menu restoran Anda sendiri, ya kan?

 

Teknik Psikologi Dalam Desain Menu

Apa saja trik dan teknik yang bisa diterapkan dalam usaha restoran, kafe, dan kuliner lainnya. Berikut di antaranya:

 

1. Tempatkan Menu Andalan di “Golden Triangle”

Tahukah Anda bahwa saat tamu melihat buku menu, mata pengunjung cenderung bergerak membentuk pola segitiga? Pola ini disebut golden triangle, yang biasanya dimulai dari bagian tengah halaman, lalu ke kanan atas, baru ke kiri atas. Letakkan menu unggulan restoran Anda di titik-titik ini untuk meningkatkan kemungkinan dipesan.

Posisi yang strategis ini terbukti secara psikologis mampu mengarahkan fokus tamu. Jadi, jika ada menu yang food cost-nya rendah tapi margin keuntungannya tinggi, jangan biarkan tersembunyi di sudut halaman, ya.

Buat ia menonjol di “zona emas” agar pilihan tamu mengarah sesuai yang Anda harapkan. Inilah salah satu teknik dasar dari strategi desain menu menguntungkan.

 

2. Gunakan Deskripsi Emosional dan Sensorik


Deskripsi menu bukan sekadar menyebutkan bahan dasar atau cara masaknya. Kata-kata seperti “gurih lembut meleleh di mulut” atau “resep turun-temurun khas nenek” bisa menciptakan ikatan emosional yang membuat tamu sulit menolak.

Deskripsi yang memancing imajinasi bisa meningkatkan persepsi nilai dari makanan tersebut, bahkan jika harganya sedikit lebih tinggi.

Sebagai contoh, menu ayam goreng biasa bisa berubah jadi “Ayam Goreng Rempah Crispy Khas Simbok Jawa” terdengar jauh lebih menggoda.

Teknik ini juga membantu menjustifikasi harga, sehingga konsumen merasa mereka mendapatkan nilai lebih dari yang dibayar.

 

3. Manfaatkan Efek Anchoring

Dalam psikologi harga, ada istilah anchoring (jangkar), yaitu memberikan "jangkar" atau seolah pancingan harga agar item lain tampak lebih terjangkau.

Caranya? Letakkan satu menu dengan harga tinggi di atas item lain. Tujuannya bukan agar menu mahal itu sering dipesan, tapi agar menu dengan harga sedang terlihat “worth it.”

Misalnya, Anda punya steak Rp275.000 dan ayam panggang Rp150.000. Dengan meletakkan steak di atas, ayam panggang akan terlihat jauh lebih masuk akal, padahal Anda tetap dapat margin besar dari ayam tersebut.

Teknik ini sangat efektif untuk optimasi menu restoran, khususnya dalam mengarahkan pilihan ke item yang paling menguntungkan.

 

4. Hilangkan Tanda Rupiah


Riset menunjukkan bahwa menulis harga tanpa simbol “Rp” atau tanpa angka ribuan penuh dapat membuat tamu lebih fokus pada nilai makanan, bukan angka.

Misalnya, “100K” terlihat lebih ringan daripada “Rp100.000” meski nilainya sama. Strategi kecil ini sering digunakan dalam menu engineering restoran kelas atas.

Mengapa bisa begitu? Karena simbol mata uang dan angka panjang bisa memicu rasa “berhitung” di kepala tamu, yang bisa membuat mereka lebih hemat atau menunda keputusan.

Sementara dengan tampilan angka simpel, otak lebih cenderung fokus pada deskripsi makanan, bukan pada dampaknya ke dompet. Trik kecil, tapi rupanya berdampak besar, ya.

 

5. Pengelompokan Menu

Terlalu banyak pilihan bisa membuat tamu bingung memilih dan lebih lama waktu memesan. Ini disebut choice overload, dan sering berujung pada keputusan asal atau malah tidak memesan.

Idealnya, dalam satu kategori (misalnya appetizer, main course, dessert), cukup tampilkan 5–7 pilihan saja. Salah satu teknik psikologi dalam desain menu ini akan membantu tamu fokus dan membuat pengalaman memesan jadi lebih menyenangkan.


 

Upgrade presentasi dan peralatan bisnis F&B bersama Brewsuniq!

Nah, dari kelima teknik di atas, mana yang belum Anda coba di restoran Anda? Kalau Anda ingin membuat restoran makin profesional dan estetik, percantik segera dengan beragam perlengkapan makan dan furnitur dari BREWSUNIQ.

Kunjungi Hotel & Restaurant Superstore BREWSUNIQ dan temukan katalog lengkap kami, mulai dari:

·      Hotel Room Equipment Catalogue by Brewsuniq

·       Hotel Banquet Chair Collection

·       Hotel Buffet Area Collection

·       HORECA Bartools Essentials

·       HORECA EXCLUSIVE Gaia Sango Hospitality E-Catalogue

·      HORECA EXCLUSIVE Sango ORA Collection E-Catalogue

·       HORECA EXCLUSIVE Sango Java Collection E-Catalogue

·       HORECA EXCLUSIVE HSI Hospitality Collection E-Catalogue

Belanja sekarang di Tokopedia, Shopee, Blibli, atau langsung di toko resmi kami dan nikmati program Cicilan hingga 12x. Konsultasikan kebutuhan Anda hari ini dan upgrade bisnis F&B Anda hanya di BREWSUNIQ!